Bukan resensi proper, dan bukan berbayar. Hanya kesan saya sehabis menonton:
1.
Ini film semua umur. Orang dewasa bisa membawa
anak-anak (anak sendiri, keponakan, dll). Bisa merayakan sinema Indonesia
bersama-sama, jadi acara keluarga.
2.
Tidak hanya film anak-anak. Tapi ini juga
musikal (atau, setidaknya, penuh dengan lagu dan tari). Dengan koreografi tari yang
ciamik. Dan musik ditangani Andi Rianto yang
saya suka karya-karyanya (misalnya dalam Biarkan Bintang Menari, Pocong the Origin, Mendadak Dangdut).
3.
Tidak hanya musikal. Tapi film ini juga berkisah
tentang buku-buku yang terkait musik. Ada beberapa judul buku terkait musik
yang dicari Putri dkk untuk tampil di ajang DoReMi&You. Dan internet hanya menjadi alat untuk mencari
buku-buku itu di perpustakaan. Semoga film ini membuat anak-anak makin dekat
dengan buku (cetak) dan perpustakaan, sebagaimana AADC menyuburkan semangat
anak muda berpuisi lewat karakter Rangga dan buku Aku-nya Syumanjaya.
4.
Film ini mengetengahkan semangat hidup dalam
kebhinekaan, kemajukan, yang menjadi ciri khas Indonesia. Dari karakternya,
kita bisa melihat berbagai suku dan agama, misalnya dengan pemakaian jilbab dan
kalung salib. Juga dengan nama sekolah “Bhinneka Jaya”.
5.
Film ini juga bercerita tentang cinta monyet.
Saat saya menonton bersama ratusan anak-anak, mereka spontan bereaksi dengan
tepuk tangan atau teriakan “cieee…” saat idola mereka dengan malu-malu saling
melirik atau hal-hal yang mengarah ke soal naksir-menaksir. Bagi orang dewasa (orang tua, kakek/nenek, om/tante), akan dipaksa untuk mengenang
cinta monyet mereka, entah di SMP atau SMA.
No comments:
Post a Comment