Saturday, 23 February 2013
Free Jafar Panahi!
"England has its own weather"
... said an old man sitting next to me at the bus stop.
and now, it is snowing again....
and now, it is snowing again....
Wednesday, 20 February 2013
Indonesia's killing fields - 101 East - Al Jazeera English
Indonesia's killing fields - 101 East - Al Jazeera English
this particular documentary confirms other documentaries such as Mass Grave, 40 Years of Silence (and other works by David Lemelson), and The Act of Killing as well as feature-lenght film such as Sang Penari (The Dancer, adapted from a great novek, Ronggeng Dukuh Paruk), or works by Pramoedya Ananta Toer . but at that time, the athmosphere is to kill or to be killed (PKI also did some terrors, though, before 30 Sept 1965). and the military just made it worse and provoke religious leader (in Bali and Java) to kill million people without trials. indeed , the darkest history of Indonesia. but, there is an official findings by Human Right Committe about it, though : http://www.humanrightsfirst.org/2012/08/13/indonesian-report-on-1965-violence-shines-light-on-gross-human-rights-violations/ or ini: http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2012/07/120723_pelanggaranham.shtml
interestingly, one of the first speeches of Gus Dur (Abdurrahman Wahid, former chairperson of NU) when he became President of Indonesia is to apologize to the victims, and he even tried to take out the regulation which forbid Indonesia to teach and discuss Marxism.
this particular documentary confirms other documentaries such as Mass Grave, 40 Years of Silence (and other works by David Lemelson), and The Act of Killing as well as feature-lenght film such as Sang Penari (The Dancer, adapted from a great novek, Ronggeng Dukuh Paruk), or works by Pramoedya Ananta Toer . but at that time, the athmosphere is to kill or to be killed (PKI also did some terrors, though, before 30 Sept 1965). and the military just made it worse and provoke religious leader (in Bali and Java) to kill million people without trials. indeed , the darkest history of Indonesia. but, there is an official findings by Human Right Committe about it, though : http://www.humanrightsfirst.org/2012/08/13/indonesian-report-on-1965-violence-shines-light-on-gross-human-rights-violations/ or ini: http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2012/07/120723_pelanggaranham.shtml
interestingly, one of the first speeches of Gus Dur (Abdurrahman Wahid, former chairperson of NU) when he became President of Indonesia is to apologize to the victims, and he even tried to take out the regulation which forbid Indonesia to teach and discuss Marxism.
Saturday, 16 February 2013
MEndadak ABRE
Mendadak ada semangat untuk mengumpulkan jejak rekam saya bermusik. file lagu-lagu NGeK masih ketinggalan di Jakarta. Tapi tiga lagu ABRE alias Abortus Religius ada di dropbox. Maka saya pun membuat akun di Myspace. Selamat menikmati Efa, Fenomena, dan Jangan Pergi di sini
Oh ya, ini ada beberapa klip.
Ini adalah video klip official (cieile gaya pake istilah "official") dan satu-satunya dari ABRE: Fenomena. Diunggah 6-6-2010. Produksi Sindikat Jakarta:
Ini juga Fenomena, tapi versi live. Kami mengadakan konser mini di acara Swarakahwa, Coffeewar, Kemang Timur, Jakarta. Di lagu ini, kami meminta Cholil Mahmud dari Efek Rumah Kaca untuk menjadi vokalis tamu. Februari 2010.
Lanjut...berikut adalah Minimanamunu, manggung menjelang pemilu kami mengusung lagu-lagu kritik sosial yang ringan dan kocak. Bertempat di acara Sunday Extravaganza Margocity, Depok, 2 Mei 2009. Ah, jadi kangen sama Almarhum Veda, drummer kami yang mengunggah video ini :((. RIP bro!
berikut adalah Aku Kecewa, masih tema yang sama, Mals Pemilu ). Kali ini di FIB UI, Depok 24 April 2009.
lebih lanjut, bisa ke akun FB kami atau ke Reverbnation.
Lantas, apa itu ABRE?
Abortus Religius a.k.a. ABRE adalah kelompok band alumni Fakultas Sastra (Sekarang FIB) UI, yang didirikan awal 1990an, dan lama vakum, dan akhirnya bermusik lagi pada 2009-2010. Mengusung lagu-lagu yang mengangkat fenomena yang terjadi di masyakarakat seputar politisi busuk, pemilu, caleg, dan golput dengan jenaka tapi serius. Intinya, ABRE menghimbau para pemilih agar berhati-hati dan tidak lekas percaya begitu saja dengan janji-janji caleg.
Nama "Abortus Religius" sebenarnya bisa diartikan apa saja oleh siapa saja. Ada yang menyatakan arti term ini adalah semangat melepaskan kegiatan seni budaya dari label-label agama tertentu, dan menolak pengkotak-kotakan semacam itu--karena untuk menyatakan atau menyerap kebajikan dan kebaikan bisa dari aliran musik mana saja. Silahkan tafsirkan sendiri makna Abre menurut Anda.
Band ini terdiri dari Syukri Ahmad Fanani (vokal, gitar), Fahmi Alatas (bas), Ekky Imanjaya (keyboard), Hidayat 'Yayat' Tomu (lead gitar), Dodik Kidod (gitar) dan alm Veda Amrita (drum).
Oh ya, ini ada beberapa klip.
Ini adalah video klip official (cieile gaya pake istilah "official") dan satu-satunya dari ABRE: Fenomena. Diunggah 6-6-2010. Produksi Sindikat Jakarta:
Ini juga Fenomena, tapi versi live. Kami mengadakan konser mini di acara Swarakahwa, Coffeewar, Kemang Timur, Jakarta. Di lagu ini, kami meminta Cholil Mahmud dari Efek Rumah Kaca untuk menjadi vokalis tamu. Februari 2010.
Lanjut...berikut adalah Minimanamunu, manggung menjelang pemilu kami mengusung lagu-lagu kritik sosial yang ringan dan kocak. Bertempat di acara Sunday Extravaganza Margocity, Depok, 2 Mei 2009. Ah, jadi kangen sama Almarhum Veda, drummer kami yang mengunggah video ini :((. RIP bro!
berikut adalah Aku Kecewa, masih tema yang sama, Mals Pemilu ). Kali ini di FIB UI, Depok 24 April 2009.
lebih lanjut, bisa ke akun FB kami atau ke Reverbnation.
Lantas, apa itu ABRE?
Abortus Religius a.k.a. ABRE adalah kelompok band alumni Fakultas Sastra (Sekarang FIB) UI, yang didirikan awal 1990an, dan lama vakum, dan akhirnya bermusik lagi pada 2009-2010. Mengusung lagu-lagu yang mengangkat fenomena yang terjadi di masyakarakat seputar politisi busuk, pemilu, caleg, dan golput dengan jenaka tapi serius. Intinya, ABRE menghimbau para pemilih agar berhati-hati dan tidak lekas percaya begitu saja dengan janji-janji caleg.
Nama "Abortus Religius" sebenarnya bisa diartikan apa saja oleh siapa saja. Ada yang menyatakan arti term ini adalah semangat melepaskan kegiatan seni budaya dari label-label agama tertentu, dan menolak pengkotak-kotakan semacam itu--karena untuk menyatakan atau menyerap kebajikan dan kebaikan bisa dari aliran musik mana saja. Silahkan tafsirkan sendiri makna Abre menurut Anda.
Band ini terdiri dari Syukri Ahmad Fanani (vokal, gitar), Fahmi Alatas (bas), Ekky Imanjaya (keyboard), Hidayat 'Yayat' Tomu (lead gitar), Dodik Kidod (gitar) dan alm Veda Amrita (drum).
Saturday, 9 February 2013
Ketika Skype Saja tidak Cukup
Kangen momen-momen emas seperti di bawah ini:
Meimei dan Ipad-nya
Meimei joget :)
Meimei waktu belajar jalan, dalam suasana proklamasi kemerdekaan.
18 Maret adalah hari yang kunanti-nanti, ketika aku bertemu lagi dengan Meimei dan, tentu saja, ibunya :)
MEimei Nyanyi
Subscribe to:
Posts (Atom)