Sunday 24 May 2020

NGeK Live at Balairung Universitas Indonesia 1995

NGeK Live at Balairung Universitas Indonesia 1995.

Dua Puluh Lima Tahun Kemudian: Pengantar bootleg.

Sekitar setahun lalu, Hasymi Mohammad alias Amie, salah satu personil NGeK, menemukan harta karun: Rekaman NGeK Live di Balairung UI tahun 1995 di acara Lintas Budaya Islam, Nuansa Islam (Salam) UI. Salah satu konser terbesar kami pertama kali, 25 tahun lalu. Bagi kami, ini adalah perihal penting. Mengapa?
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya dibahas dulu “makhluk” apa itu NGeK, khususnya bagi yang belum tahu. NGeK adalah semacam kelompok musik dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia yang mengangkat lagu-lagu etnis relijius. Berawal dari JJ Rizal Agung Pribadidua Ekky Imanjaya , dkk yang menonton pementasan Emha Ainun Nadjib dan Gamelan Kyai Kanjeng di Taman Ismail Marzuki di tahun 1994, yang memusikalisasi puisi di buku Abracadabra Kita Ngumpet. setelah menonton, kami kasak kusuk membuat kelompok musik dengan genre serupa. Maka kami pun merekrut beberapa rekan, membentuk NGeK. Awalnya, beberapa personil agak khawatir dengan penggunaan musik (biola dan keyboard), tapi setelah dicoba latihan beberapa lagu (yang pertama kali digarap adalah Ya Rasulallah, yang diprakarsai Musa Emyus), apalagi perpaduan keprak rebana berbalut sayatan biola dan latar keyboard, kami merasakan getaran magis, semacam gelombang spiritual yang menghubungkan antar personil. Sejak itu, setiap pentas, Ya Rasulullah selalu menjadi lagu pembuka.
Awalnya, NGeK adalah singkatan Nasyid Gang Kober, tempat kami nongkrong dan Latihan di Depok, tak jauh dari kampus UI. Namun, kami sepakat menjadi NGeK, yang maknanya bisa diintepretasikan apa saja oleh para pendengar. Tembang yang kami latih di awal adalah lagu-lagu daerah seperti shalawat Ya Rasulallah, Lir Ilir (karya Sunan Kalijaga), Tombo Ati (Sunan Bonang). Namun, seiring jalannya waktu, kami menggubah lagu sendiri, seperti Rasul Pilihan (diprakarsai vokalis Dede Suryani yang orang Sunda) dan Rindu Ramadhan (diprakarsai oleh JJ Rizal). Pertama kali NGeK pentas adalah pada 10 Mei 1995 di acara Pekan Jurnalistik Mahasiswa yang diadakan oleh majalah Suara Mahasiswa UI. Tak lama kemudian, kami diundang manggung di Nuansa Islam (Salam) UI di Balairung UI yang biasanya dipakai untuk wisuda dan acara besar lainnya, yang rekamannya sudah bisa didengarkan ini. Artinya, ini adalah salah satu pentas terbesar pertama kami dalam hal jumlah penonton dan ruang lingkupnya yang nasional.
Tahun itu, 1995, menjadi tahun yang menentukan, karena merupakan awal-awal berdiri. Kami masih belum punya pengalaman dalam berkomunikasi dengan penonton, atau dengan aksi panggung. Canggung, demam panggung, dan penguasaan panggung yang masih belum matang. Kalau jeli, ada beberapa kesalahan, karena kurangnya jam terbang. Namun, di lain pihak, versi Live ini juga begitu menggetarkan karena menangkap elan vital dan spirit anak-anak muda yang ingin mensyiarkan Islam sambal melestarikan budaya local. Hal ini terlihat dalam rekaman bootleg Live at Balairung UI 1995 ini. Alhamdulillah, cukup banyak yang menerima kami di awal-awal karir kami. Bahkan senior kami, Snada, acap meminta kami untuk mendampingi pentas mereka, atau menggantikan mereka. Di Salam UI itu, MC-nya adalah Isa Alamsyah dan Agus Idwar yang kala itu masih di Snada. Dari bootleg itu juga terlihat bahwa pentas kami terdengar ala kadarnya, dengan keyboard Casio yang tidak untuk kelas professional (dan kemudian ompong, karena ada tuts yang tanggal).
NGeK lahir di pertengahan 1990an. Era itu, rohis (kerohanian Islam) di Jakarta, Depok, dan banyak kota besar sedang bergelora dengan dakwahnya yang khas. Aktivis dakwah kampus kala itu tak sedikit yang mengharamkan musik. Dan nasyid-nasyid dengan berbagai genre dan subgenre-nya pun merebak, dari yang bergaya Timur Tengah yang penuh semangat, kemelayuan yang spiritual, dan a-capella yang modern. Dalam kondisi ini, NGeK menjadi sebuah counter-culture, sesuatu yang oleh beberapa kalangan dianggap tak lazim, karena tidak aja memakai alat musik (seperti keyboard dan biola), tetapi juga Kembali ke khazanah seni budaya nusantara. Dan di panggung itu, kami merasa terhormat berbagi panggung dengan Snada, Izzatul Islam, juga Teater Kanvas.
Di era itu, ada musik dengan pendekatan indie, independen. Saya kira, saat itu mayoritas kelompok nasyid ada di luar industri musik arusutama. NGeK juga begitu. Kami menabung dari honorarium pentas-pentas kami untuk memproduksi sebuah album. Pada 1997, cita-cita kami terwujud. Album Wajib Ngaji”, berisi 9 lagu, beredar dan dirilis di acara Gong Paramuda di Pasaraya Blok M, Rabu, 10 September 1997, yang digelar oleh FAI Communication.
Personil NGeK saat rekaman album itu adalah : Agung Pribadi (Bedug,Vokal latar), JJ Rizal (rebana) Musa Emyus (rebana, tamtam), Alfian Siagian (Vokal bass), Ahmad Fauzan (rebana), Ekky Imanjaya (Keyboard, vokal latar), Syams Al Batavi (Tamborin, rebana), Hasymi Mohammad (tamtam), Arianto Bigman (Biola), Dede Suryadi (vokal utama), Beny Yanis (tamborin), Hendro Wicaksono (vocal bass), Muhaimin Suhu Imin (vokalis utama), Fadhli Arsil (Rebana).
Belakangan, Prasetyo, (Rebana, gamelan), ikut juga.
Setelah tampil di Salam UI 1995 itu, NGeK, alhamdulillah makin dikenal, dan kami pun diundang ke berbagai kampus, radio, bahkan acara nasional dan internasional. Di tahun yang sama, kami pentas di Festival Istiqlal yang diisi oleh seniman handal. Saat itu, kami menjadi pembuka SNADA. Tahun 1996, misalnya, kami diundang ke Sanlat Dompet Dhuafa, Silaturahmi Keluarga Alumni HMI (KAHMI). Tahun berikutnya, kami pentas di Gelar budaya TIM, Remaka Islam Sunda Kelapa, dan Malam Persahabatan Indonesia – Afrika di Hotel Sheraton Media. Dan 1998, kami pentas malam tahun baru di Renungan Tahun Baru 1998, Kuis Ramadhan SCTV, Halal Bihalal PT Peni, Departemen Parawisata, RS Pasar Rebo, dan Welcoming Dinner KADIn Negara-Negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Hotel Kempinski. NGeK juga sering tampil di beberapa pusat perbelanjaan antara lain Lippo Supermal Tangerang, Plaza Depok, Pasaraya Blok M, Pasaraya Manggarai, Mal Sunter,Mal Taman Anggrek. Setelah merilis album, kami juga diundang Live di beberapa radio, seperti RTC FM, Ath Thahiriyah, Asy Syafi-iyah, Delta, Pro FM Suara Antara Mas, El Shinta, ARH, MS Tri. Sebagian jejak kami terekam di situs ini: http://ngek.faithweb.com/
Menemukan Kembali rekaman Live 1995 ini membuka banyak memori dan nostalgia. Ingatan yang manis dipercaya akan menambah kebahagiaan dan akan membantu untuk meningkatkan imunitas di era swa-karantina ini. Semoga hal ini terjadi juga terhadap para pendengar yang setia sejak zaman mahasiswa. Sebenarnya, ada beberapa lagu yang sudah diaransemen dan dinyanyikan saat manggung, tapi belum direkam. Misalnya Innaneira (Idhul Fitri), Kampung Halaman, Rabbana Rabbana (Doa Nabi Adam AS) , Syair Abu Nawas, Selayang Pandang, dan Pamit. Semoga “harta karun” lain yang berisi lagu-lagu yang “previously unreleased” ini bisa ditemukan dan diunggah juga. Kalau ada yang pernah merekam atau tahu info soal ini, tolong hubungi kami.

Urutan lagu:.
1. Ya Rasulullah: 00.03-04.05
2. Sifat 20: 04.05-07.24
3. Tombo Ati: 07.24-13.10
4. Rasul Pilihan: 13.10-17.33
5. Wajib Ngaji: 17.33-22.52
6. Ilir-ilir: 22.52-27.30
7. Islam is Rising (aka Islam is Back): 27.30 - 31.05
Alih media rekam: Jaya Transfer
Rekayasa suara: Adam Putra
Penyelaras akhir/pasca rekaman: Hendro Wicaksono
Penyelia produksi rekaman: Hasymi Mohammad
Dokumentasi/koleksi foto: Yuli Asmini
Kata Pengantar : Ekky Imanjaya, Yuli Asmini
Keluarga besar NGeK mengucapkan
Selamat Idul Fitri.
Taqabballahu Minna wa Minkum
Minal Aidin wal Faizin
Mohon Maaf Lahir Batin

Sunday 17 May 2020

Tombo Ati (NGeK Cover) versi 2020



Tombo Ati (NGeK cover), 2020 version
https://www.youtube.com/watch?v=zDp3GxKcJVU

Tombo Ati adalah salah satu lagu di album Wajib Ngaji (1997). Kami terinspirasi saat menonton Emha Ainun Nadjib dan Gamelan Kyai Kanjeng konser di TIM 1994.
Lagu versi itulah yang kami aransemen dan kami bawakan (1995-2001), sekitar 10 tahun sebelum Opick mempopulerkannya.
Versi 2020 agak beda dikit, kebawa suasana swa-karantina di era Ramadhan.
#NGeK