Sunday, 25 October 2015

Tentang Masjid Ihsan, Norwich

di depan masjid Ihsan


Salah satu tempat yang saya kangeni di Norwich adalah Komunitas Muslim di Masjid Ihsan, yang terletak tak jauh dari pusat kota, tepatnya di depan Chapelfield Garden, tak jauh dari Royal Theater dan Intu Chapelfield Mall.  Jadi, kalau sedang main-main ke city center, tidak sulit untuk numpang shalat.



warung kopi, hal baru di masjid ini
Masjid ini berbeda dengan masjid lainnya (khususnya di kampus UEA yang didominasi mahasiswa dari Timur Tengah) karena pendekatannya yang sufistik dan intelektual. Masjid  ini multikultural dan didominasi "mualaf" , warga asli UK dan juga kulit hitam. mereka ada tarekatnya--selain "tahlilan"/shalawat dengan suara yang dikeraskan--yang sifatnya agak tertutup, dengan alasan tidak mau menimbulkan fitnah dan perdebatan. juga punya lingkaran studi yang ilmiah, salah satunya tentang sejarah semacam "Early Madinah" dan juga fiat money dan pentingnya kebangkitan dinar dan dirham (saya agak awam soal ekonomi Islam, karena itu konsep fiat money ini baru dan sangat menarik bagi saya). dan kadang, kalau nongkrong besama mereka sehabis shalat Jumat, diskusinya sangat menarik. kalau bahas musik, misalnya, mereka malas bahas nasyid (karena acapella mengingatkan mereka pada gospel, yang dekat dengan agama lama mereka), tapi malah bahas Jack White dan Neil Young. karena kedua musisi itu, menurut mereka, mencari spiritualitas dalam musik mereka yang "raw". Di  lain kesempatan, sang Imam memposting link film They Live (film cult, yang menceritakan bahwa penonton bisa melihat "maksud sebenarnya" dari dialog/pidato para karakternya atau iklan/media lainnya yang terpampang.

 Masjid ini  beberapa waktu lalu, sempat jadi pusat perhatian karena ada yang merusak jendela masjid, dan justru malah menimbulkan simpati warga Norwich.



Dan  yang menarik, sempat masuk televisi acara A Very British Ramadhan, silahkan cek di sini kalau mau "masuk" ke masjid Ihsan secara virtual: https://vimeo.com/87527304

menunya British banget, sup kentang, roti, mentega.
Buka puasa di sini menarik karena sangat "British". Begitu adzan, tidak ada yang makan, semua menunggu adzan selesai. dan gayanya mengikuti Inggris: makanan pembuka (sop kentang dan roti), makanan utama, makanan penutup. buka puasa musim panas di sini agak panjang. buka puasa sekitar pukul 10an, dan subuh sekitar pukul 2.30. jadi, tarawihnya tengah malam (saya cari fatwa tentang waktu puasa yang mengikuti negara muslim terdekat, tidak ada satu pun yang ikut fatwa itu. dan kalau pun ada, negara muslim terdekat itu Turki, bedanya "cuma" 3 jam-an kl tak salah). 
pintu masuknya yang berwarna hijau

Ramadhan lalu, untuk kedua kalinya,  saya sempatkan beberapa kali buka puasa dan shalat tarawih berjamaah di sana. Masya Allah, rupanya imammnya bukan lagi syeikh Abdassamad, tetapi dua anak ABG yang hafiz quran. Jika yang satu bertugas, yang lain membuka quran di belakangnya dan siap mengoreksi jika sang imam salah baca. Jika waktu berbuka menjelang, mereka juga yang repot mempersiapkan makanan dan berbagai perlengkapan makanan, serta menyajikan makanan.
musim panas, halaman belakang dibuat tempat nongkrong
Dan ada tambahan lain: ada warung yang buka antara maghrib dan isya. Dengan begitu, jamaah tidak bingung menunggu (karena semua toko dan fasilitas umum seperti perpustakaan tutup pukul 18.00). ada berbagai jenis kopi dan minuman dingin, dan, kue-kue kering dan basah. Dan kita bisa membayar dengan dirham atau dinar
Soal fiat money, yang saya tangkap dari khotbah Jumat sang syeikh. dinar dan dirham nilainya tetap sedangkan uang yang kita pakai sekarang berubah2. mereka punya kursus soal ini, tapi saya tidak ikut karena bayar agak mahal.
Ah ya, 2 tahun lalu, saat saya di masjid Ihsan, ada rombongan dari Birmingham. mereka membahas dinar dan dirham (diEhsan ada tempat jual beli Dinar/Dirham juga). saat tahu saya dari Indonesia, salah satu dari mereka bilang:"Indonesia? Bukannya negaramu perintis wacana soal Dinar, ya? Kamu pasti bangga!"

Hal menarik lainnya,  soal Ihsan adalah penggunaan atau penterjemahan istilah2 keagamaan ke dalam bahasa Inggris. karena mereka native speaker, mereka bisa menggunakan diksi2 yang tepat untuk menggambarkan ekspresi keagamaan.
Tiap  tahun mereka mengundang non-muslim untuk hadir dalam Islam Awareness Week termasuk dalam Pasar Kaget. bbrp pekan sebelumnya, sehabis jumatan, jamaah diingatkan untuk membawa sahabat2 non-Muslim ke masjid. atau, dalam pekan itu, mereka mendatangi sekolah2 di sekitar Norfolk untuk membahas tentang Islam.


 BTW, jilbab teman-teman di masjid Ihsan ini  termasuk unik dan berbeda dengan lainnya. cek ini: https://www.youtube.com/watch?v=U57Tx67pzjw dan juga ini https://www.youtube.com/watch?v=pprbclnWYkU mungkin karena adaptasi dengan kota Norwich. 

Ah ya, mereka mahzabnya Maliki.



FOTO:: Indra Kusumawardhana

Tulisan ini adalah rangkuman dari diskusi di grup FB Majelis Ash Shahabah Barokah Wa Rahmah,  (MASBROW)