Resensi saya seputar film Muhammad the Messenger (2015) karya Majid Majidi.
Dimuat di Tirto.id, 30 November 2017.
Inilah cara saya merayakan Maulid Nabi SAW.
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad.
Link: Di sini
Thursday, 30 November 2017
Sunday, 5 November 2017
Berkunjung ke Kampung The Beatles (+ Foto2)
mengunjungi Penny Lane |
Sumber: Validnews, 4 November 2017
Link: http://validnews.co/Berkunjung-ke-Kampung-The-Beatles-YOy
Sejarah band legendaris "The Beatles" yang lahir di kota Liverpool dikemas apik menjadi komiditi turisme
LIVERPOOL - Kota Liverpool dan The Beatles sepertinya tak terpisahkan satu sama lain. Liverpool sangat bangga dengan keempat warga istimewanya.
Jika kita mampir ke sana, maka akan banyak hal bernuansa bahkan berjualanan nama besar The Beatles. Di sana, band yang melahirkan lagu seperti Hey Judedan Yesterday itu sudah menjadi komoditi turisme tersendiri. Dapat dimaklumi, karena banyak pengunjung tertarik ke sana karena band itu, di samping karena klub sepakbola dan stadion Anfield.
Sedangkan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr lahir, besar, dan merintis band mereka dari kota ini. Artinya, Liverpool dipenuhi dengan kenangan dan artefak bersejarah yang berkaitan dengan The Beatles.
di dalam Cavern Club, pas ada Beatles Week, akhir Agustus 2017 |
Misalnya, bekas Registar Office di bilangan Mount Pleasant, tempat John menikah dengan Cynthia Powell. Atau sekolah mereka (Liverpool Institute dan Liverpool Art College), rumah sakit tempat lahir (Liverpool Maternity Hospital) hingga rumah masa kecil keempat anggotanya. Semuanya masih bisa dikunjungi.
The Fab Four, demikian keempatnya akrab disapa para penggemar, pun kerap menulis lagu tentang kesehariannya di kota asal mereka itu, selain tempat-tempat lainnya. Sebut saja Strawberry Fields Forever yang adalah rumah singgah Salvation Army di bilangan Woolton, tak jauh dari Menlove Avenue, rumah John kala itu. Atau Elenor Rigby, di kompleks pemakaman depan st. Peter’s Parish Church, tempat Elenor Rigby dan “Father” McKenzie disemayamkan, juga pertemuan pertama John dan Paul, Juli 1957.
Tentu saja yang paling sering dikaitkan dengan Liverpool adalah Penny Lane. Begitu menyanyikan liriknya, akan terbayang tempat pangkas rambut (barber), atau stasiun pemadam kebakaran (tempat “fireman” yang suka “to keep his fire engine clean”).
Kalau Anda seorang penggemar musik, khususnya classic rock, maka setelah dari London (ke Abbey Road, misalnya), maka Liverpool adalah tempat yang sebenarnya untuk menapaktilasi asal mula band yang paling berpengaruh di dunia itu.
Untuk mempermudah, pertama kali datang, mampirlah ke The Beatles Story di Albert Dock, sebuah museum yang didedikasikan untuk keempat musisi itu. Perlu sekitar dua jam untuk menikmati peninggalan dan merenungi jejak rekam keempatnya.
Sampul alternatif Sgt. Peppers |
Di sana, kita bisa melihat hal-hal seperti sampul alternatif album Sgt Peppers Lonely Hearts club Band, yang memasukkan figure Albert Einstein, Mahatma Gandhi, dan Bette Davis yang berdandan seperti Ratu Elizabeth untuk perannya di film The Private Lives of Elizabeth and Essex, yang tak ada dalam sampul resminya.
Pemuas Dahaga
Hal langka lainnya adalah surat protes John yang mengembalikan MBE alias Excellent Order of British Empire karena protes terhadap keterlibatan Inggris di Biafra dan Vietnam. Informasi lainnya yang tak kalah menarik adalah Casbah, tempat pertama kali mereka manggung, pernak-pernik seperti majalah atau pin yang memuat foto atau berita seputar mereka, gitar pertama George, detil dan catatan tukang jahit kostum Sgt. Peppers.
Hal langka lainnya adalah surat protes John yang mengembalikan MBE alias Excellent Order of British Empire karena protes terhadap keterlibatan Inggris di Biafra dan Vietnam. Informasi lainnya yang tak kalah menarik adalah Casbah, tempat pertama kali mereka manggung, pernak-pernik seperti majalah atau pin yang memuat foto atau berita seputar mereka, gitar pertama George, detil dan catatan tukang jahit kostum Sgt. Peppers.
Tak perlu buru-buru di sana, karena tiketnya berlaku untuk dua hari. Lebih dari cukup untuk menjelajahi museum itu, termasuk ke cabangnya di Pier Head, sekitar 10 menit dari gedung utamanya. Di Pier Head, fokusnya lebih pada the British Invasion, bagaimana band-band dari Inggris, dipelopori oleh mereka menyerbu dan bersaing dengan band Amerika Serikat. Maka, kita akan melihat busana, foto, atau alat music dari The Who, Beach Boys, BB King, The Rolling Stones, dan Ray Orbinson.
Strawberry Fields Forever |
Tapi dahaga seorang Beatlemania tak terpuaskan hanya dengan mengunjungi museum. Mengingat kita sudah di Liverpool, tempat the Beatles lahir, besar, latihan ngeband, dan menulis lagu, tentu rasanya kurang afdhal bila tak melakukan tapak tilas langsung ke tempat aslinya.
Maka, selain penjelajahan independen di Albert Dock, ada beberapa pilihan wahana transportasi untuk berkunjung ke situs-situs bersejarah yang terkait dengan The Beatles. Ada Magical Mystery Tour, berupa bis mirip dengan yang tergambar di filmnya, yang mengantarkan kita ke lokasi-lokasi historis itu selama 2 jam, tentu diiringi lagu-lagu legendaris yang terkait dengan tempatnya.
Transportasi yang menuntun kita bisa berupa bis tingkat Hop On Hop Off yang berlaku 24 jam, yang sifatnya lebih mandiri. Ada pula layanan taksi khusus The Fab Four Taxi Tour yang siap mengantarkan penumpang selama 3 jam dan dijamin turun dan berfoto di setiap tempat, termasuk ke setiap rumah masa kecil keempatnya.
Salah satunya adalah di jalan Arnold Crove, yang juga menjadi nama alias George, khususnya saat diperkenalkan oleh Eric Clapton di panggung. Sementara itu, rumah masa kecil Paul yang kini menjadi bagian dari National Trust dan pengunjung boleh masuk ke dalamnya, dengan tiket khusus.
Sudut jalan Matthew Street, lokasi Cavern Club |
Yang juga wajib dikunjungi adalah mengunjungi pusat kota, dan tujuan utamanya adalah Cavern Club di kawasan Matthew Street, tempat band legendaris itu rutin manggung. Di bawah tanah, kita akan melihat suasana semacam goa di pub paling terkenal di dunia itu, dan sudah seperti museum karena menjajakan souvenir. Fungsinya sudah seperti mesin waktu saja, kita dibawa masuk ke dalam kenangan yang direkonstruksi kembali. Jika berkunjung di akhir Agustus, maka kita akan dimanjakan dengan The Beatles Week, termasuk penampilan band-band tiruan di Cavern Club.
Mathew Street juga menyajikan hal menarik lainnya. Ada banyak toko souvenir berbagai kafe, pub, dan hotel yang bernuansa band yang sempat berkelana di Hamburg itu. Misalnya, Lennon’s Bar atau A Hard Days Night Hotel, atau Rubber Soul Beatles Bar. Atau pub the Grapes, tak jauh dari Cavern Club, tempat The Fab Four ngaso sebelum dan setelah manggung.
Selamat bernapak tilas….(Ekky Imanjaya)
Foto lainnya:
Lennon Bar |
Hard Days Night Hotel |
Rubber Soul Beatles Bar |
Surat asli Brian Epstein kepada the Beatles |
Cavern Club |
Patung mereka di depan Piers Head |
Fab Four Taxi Tour, alternatif pilihan |
Surat protes John ke Sri Ratu dan pengembalian medali |
Add caption |
Add caption |
Add caption |
Penampakan Yellow Submarine di Albert Dock |
toko-toko suvenir menjajakan segala berbau the Beatles |
sisi lain Cavern Club |
kostum Sgt Peppers sedang dirancang |
Location:
Liverpool, UK
Saturday, 4 November 2017
Si Unyil, Media Cult dan Generasi 1980an
Oleh Ekky Imanjaya,
Dimuat di Validnews.co
Link: http://www.validnews.co/Si-Unyil----Media-Cult-dan---Generasi-1980an-mbk
Abstraksi:
Lebih dari sekadar tontonan akhir pekan, Panggung Boneka Si Unyil yang lebih dari 30 tahun lalu dianggap sebagai alat propaganda Orde Baru (Orba), kini menjadi media cult dan punya pengaruh trivial cukup signifikan dalam budaya pop. Sementara para penggemarnya yang menjadi target propaganda Orba—anak-anak generasi 1980-an yang kini menjelma menjadi penggerak ekonomi-budaya-politik-sosial—memilah-milah ingatan bersama dan justru menjadi salah satu penyebab keruntuhan Orde Baru.
Silahkan baca langsung di sini: http://www.validnews.co/Si-Unyil----Media-Cult-dan---Generasi-1980an-mbk
Jenkins,
Henry. Convergence Culture (Where Old and New Media Collide). New York, NYU
Press, 2006.
Dimuat di Validnews.co
Link: http://www.validnews.co/Si-Unyil----Media-Cult-dan---Generasi-1980an-mbk
Abstraksi:
Lebih dari sekadar tontonan akhir pekan, Panggung Boneka Si Unyil yang lebih dari 30 tahun lalu dianggap sebagai alat propaganda Orde Baru (Orba), kini menjadi media cult dan punya pengaruh trivial cukup signifikan dalam budaya pop. Sementara para penggemarnya yang menjadi target propaganda Orba—anak-anak generasi 1980-an yang kini menjelma menjadi penggerak ekonomi-budaya-politik-sosial—memilah-milah ingatan bersama dan justru menjadi salah satu penyebab keruntuhan Orde Baru.
Silahkan baca langsung di sini: http://www.validnews.co/Si-Unyil----Media-Cult-dan---Generasi-1980an-mbk
Bibliografi
Bappenas. “Repelita IV, Buku III.” Jakarta: Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, 9 Januari 2009. https://www.bappenas.go.id/id/data-dan-informasi-utama/dokumen-perencanaan-dan-pelaksanaan/repelita-iv---buku-iii/ diakses 20 Oktober 2017.
Fiske, John. “The Cultural Economy of Fandom”.
The Cult Film Reader, edited by Mathijs, , Ernest and Xavier
Mendik, Open University Press,
2007, p445-455.
Grant, Barry. “Science Fiction Double Feature: Ideology in the
Cult Film”. The
Cult Film Experience, Beyond All
Reason. Telotte, JP, Austin:
University of Texas Press, 1991, p 122-137.
Hendriyani, Ed Hollander, Leen d’Haenens and
Johannes Beentjes. “Children's Television in Indonesia”. Journal of Children and Media, Vol. 5, No. 1, 2011, 86-100.
Hill, Matt. Fan Cultures. London and New York: Routledge,
2002.
Imanda, Tito. “Si Unyil Anak
Indonesia”. Jurnal Antropologi Indonesia
no 75 (2004). http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/view/3518/2794
diakses 20 Oktober 2017.
Jenkins,
Henry. Convergence Culture (Where Old and New Media Collide). New York, NYU
Press, 2006.
Jenkins,
Henry. Textual Poachers: Television Fans and
Participatory Culture.
Routledge, 1992
Kitley, Philip. “Pancasila in the Minor Key: TVRI’s Si Unyil Models the Child”. Indonesia 68 (October 1999), 129–152.
Mathijs,
Ernest and Xavier Mendik. The Cult Film Reader. Open University
Press, 2007.
Mathijs,
Ernest and Jamie Sexton. Cult Cinema: an
Introduction. Wiley-Blackwell 2011.
Friday, 3 November 2017
Kumpulan Resensi Film Saya di Detikhot.com
Ada masa saya rajin menulis resensi film di Detikhot.com, khususnya antara 2010 hingga 2012.
Mumpung lagi semangat mengumpulkan karya-karya lama, saya telusuri karya-karya saya itu.
Ada sekitar 59 tulisan yang saya temukan di sana.
Berikut tulisan-tulisannya. Silahkan klik judul-judul yang diinginkan.
Urutan di bawah ini bukan ranking dan acak semata.
Mumpung lagi semangat mengumpulkan karya-karya lama, saya telusuri karya-karya saya itu.
Ada sekitar 59 tulisan yang saya temukan di sana.
Berikut tulisan-tulisannya. Silahkan klik judul-judul yang diinginkan.
Urutan di bawah ini bukan ranking dan acak semata.
1. ALNI: Alangkah Bermasalahnya Negeri Ini, 19 April 2010
2. \'Minggu Pagi di Victoria Park\': Dunia Penuh Warna Buruh Migran, 10 Juni 2010,
3. 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta: Bukan Sekadar Film Cinta Beda Agama, 21 Juni 2010
4. \'Metamorfoblus\': Sebuah Virus bernama Slank, 29 Oktober 2010,
5. \'In the Name of God\': Pernyataan Politik yang Keras tapi Menghibur, 11 November 2010,
6. \'13 Assassins\': Dunia Samurai di Mata Manusia Bebas, 19 April 2011
7. \'Lovely Man\', Kesederhanaan Cerita adalah Kekuatannya, 10 Mei 2012.
8. \'Modus Anomali\': Kosongkan Pikiran, Siapkan Diri pada Kejutan-kejutan, 27 April 2012.
10. \'Kita vs Korupsi\': Menanam Kesadaran Anti Koruptor Lewat Film, 2 Maret 2012
11. Oleh-oleh dari Sundance Film Festival 2011, 8 Maret 2011
12. \'Rabbit Hole\': Teka-teki yang Bikin Depresi, 27 Mei 2011
13. \'Source Code\': 8 Menit Mengejar Teroris, 8 Mei 2011
14. \'Sanctum\': Bersiap untuk Megap-megap, 13 Mei 2011
15. \'Red Riding Hood\': Tebak-tebakan Serigala Jadi-jadian, 5 Mei 2011
16. \'Machete\': Bermain-main, Berdarah-darah, 4 Mei 2011
17. Black Swan: Metamorfosa Natalie Portman, 25 Maret 2011
18. \'Child\'s Eye\': Anak-anak yang Bisa Melihat Hantu, 17 Maret 2011
19. \'King\'s Speech\': Ketika Gagap Jadi Masalah Negara, 18 Februari 2011
20. \'Buried\': Saat Dunia Selebar Peti Mati & Ponsel Jadi Satu-satunya Penolong, 31 Desember 2010
21. \'Gulliver\'s Travels\': Dongeng Raksasa Klasik dalam Parodi Jack Black, 28 Desember 2010,
22. \'Skyline\': Efek Visual Saja Tidak Cukup, 23 November 2010
23. \'Monsters\': Hening, Penuh Misteri, Rendah Biaya, 13 Desember 2010
24. \'Megamind 3D\': Jadi Penjahat itu Keren, 26 November 2010
25. \'Rapunzel\': Putri Berambut Panjang Keemasan dan Penggorengan Mautnya, 3 Desember 2010.
26. \'Sang Penari\': Ronggeng dan \"Tahayul Politik\" 65 untuk Generasi Kini, 10 November 2011.
27. \'The Perfect House\': Pada Sebuah Rumah Tua, 28 Oktober 2011
28. \'Catatan Harian Si Boy\': Satrio is the New Boy, 5 Juli 2011
29. \'Kentut\': Kompromi Berani (dan Kocak) Aria Kusumadewa, 7 Juni 2010
30. \'The Artist\': Sebuah Surat Cinta untuk Sinema, 7 Februari 2012
31. \'Don\'t be Afraid of the Dark\': Horor Fantasi Khas del Toro, 12 Januari 2012
32. \'Insidious\': Rollercoaster yang Bikin Merinding, 23 Juni 2011
33. \'Something Borrowed\': Dilema Moral Cinta dan Persahabatan, 11 Juli 2011.
34. \'Arthur 3\': Ketika Nyamuk Raksasa Menyerbu Manusia, 1 Juli 2011
35. \'Piranha 3D\': Horor Ikan Pemakan Penis, 2 November 2010
36. \'Step Up 3D\': Mari Mengubah Dunia dengan Menari, 20 Oktober 2010
37. \'Resident Evil Afterlife\': Alice Mampir ke Kota Harapan, 24 September 2010
38. \'Sammy\'s Adventures\': Keliling Dunia dalam 50 Tahun, 17 September 2010
39. \'Sang Pencerah\': Kisah Sang Panutan Bangsa, 7 September 2010
40. \'The King of Fighters\': Serunya Ciat-ciat Sang Raja Petarung, 3 September 2010
41. \'Darah Garuda\': Kisah Perjuangan Indonesia Rasa Hollywood, 23 Agustus 2010
42. \'The Expendables\': Parade Aktor Laga, Dar Der Dor, Darah & Bom, 16 Agustus 2010,
43. \'Joneses\': Tabir Rahasia Keluarga Sempurna, 11 Agustus , 2010
44. \'Sorcerer\'s Apprentice\': Bersatunya Sihir dan Fisika, 3 Agustus 2010
45. Shanghai: Seekor Cacing di Apel Busuk, 29 Juli 2010
46. \'Brooklyn\'s Finest\': Polisi Juga Manusia, 10 Juli 2010
47. \'The Legend Is Born\': Asal Muasal Awal Guru Besar Wing Chun, 5 Juli 2010
48. Tanah Air Beta: Ku Tunggu Kau di Jembatan Air Mata, 24 Juni 2010
49. \'Oceans\': Keajaiban Dunia Nyata Yang Lebih Menakjubkan dari \'Avatar\', 3 Juni 2010,
50. \'Brothers\': Antara Aku, Kau dan Istriku, 2 Juni 2010
51. \'Shrek Forever After\': Asyiknya Akhir Petualangan Shrek, 26 Mei 2010
52. \'Agora\': Balada Filsuf Perempuan Pertama, 21 Mei 2010
53. \'Ip Man 2\': Kisah Legenda Master Wing Chun Berlanjut, 10 Mei 2010
54. \'Hot Tub Time Machine\': Mari Kembali ke 1986, 6 Mei 2010
55. \'The Men who Stare at Goats\': Ksatria Jedi Mampir ke Irak, 4 Mei 2010
56. Date Night: Komedi untuk Menyindir Perkawinan Yang Basi, 26 April 2010
57. Solomon Kane: Saat Dunia Dikuasai Iblis dan Penyihir, 22 April 2010
58. The Lovely Bones: Pengalaman Melihat Akhirat Yang Menyentuh, 15 April 2010
59. (Rec) 2: Kembalinya Semangat Old School, 13 April 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)