Catatan:
Pada 14 April 2025, saya diminta berceramah di Kementerian Ekonomi Kreatif dalam acara halal-bihalal. Maka inilah materi dan video ceramah saya.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih kepada Pak Amin (Direktur Musik) yang telah mengundang saya.
Kembali Fitri Dengan Kreativitas: Menyelami Makna ‘Urf dalam Tradisi dan Film Indonesia
Lebaran atau Idul Fitri merupakan momen yang sangat istimewa bagi umat Muslim di Indonesia dan berbagai negara dengan kultur Melayu. Selain sebagai perayaan akhir Ramadan, lebaran juga penuh dengan kreativitas yang lahir dari kearifan lokal (’Urf). Ekky Imanjaya PhD menyajikan sebuah gambaran menarik tentang bagaimana budaya dan tradisi lokal memperkaya cara orang Indonesia mengekspresikan Idul Fitri, sekaligus mempertahankan identitasnya dalam dunia modern.
**Kreativitas dalam Tradisi Lebaran**
Pertama, kita bahas tentang ujaran khas Lebaran di Indonesia: *Minal Aidin wal Faizin, Maaf Lahir Batin*. Ucapan ini bukan sekadar frase biasa, melainkan memiliki akar historis dalam hadis Nabi dan makna yang mendalam. "Aid" bisa berarti kembali, dan "Fitri" dapat merujuk pada fitrah atau tempat berkumpulnya makanan saat sarapan selepas puasa. Jadi, saat mengucapkan "Minal Aidin wal Faizin," sebenarnya kita berdoa agar diri kita kembali ke fitrah yang suci dan meraih kemenangan atas hawa nafsu. Di Indonesia, lagu-lagu karya Ismail Marzuki yang satir dan kritis juga menjadi bagian dari lebaran, menggambarkan kreativitas masyarakat dalam menghidupkan suasana.
Selanjutnya, tradisi halal bi halal adalah bukti inovasi ulama nusantara dalam memelihara silaturahmi. Sejarahnya panjang, dari masa Wali Songo yang menggunakan ritual Dharma Sunya hingga kebiasaan saling memaafkan di masa kerajaan Jawa. Kata "halal bi halal" sendiri baru masuk dalam kamus pada era kolonial Belanda, tapi keberadaannya menjadi simbol indah sebuah momen saling memaafkan yang sangat khas di Indonesia.
**Urf sebagai Sumber Kreativitas Ulama dan Sineas**
‘Urf, atau kearifan lokal, menjadi landasan penting dalam merumuskan berbagai inovasi tradisional dan modern. Dalam fiqh (hukum Islam praktis), ‘Urf sering digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan fatwa yang sesuai dengan zaman dan tempat. Imam Syafii pun pernah berbeda fatwa tergantung ruang dan waktu, menyesuaikan dengan budaya setempat. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dalam beragama dan berbudaya tidak lepas dari ‘Urf.
Contoh nyata lain dari kreativitas ‘Urf dalam dunia film Indonesia adalah bagaimana para sineas memanfaatkan folklore dan urban legend. Film seperti pocong dan ruqyah tidak hanya sekadar horor, tetapi juga mengandung kedalaman budaya dan kepercayaan masyarakat. Pocong, misalnya, bukan hanya cerita seram, melainkan juga mencerminkan kedekatan budaya Muslim Indonesia terhadap adat dan kepercayaan lokal. Film ini sukses karena menyajikan cerita yang resonan secara budaya dan psikologis.
Demikian juga dengan genre ruqyah—pengusiran jin dalam cerita horor Islami—menjadi inovasi unik karena menyesuaikan dengan pengalaman dan kepercayaan masyarakat Muslim Indonesia. Film seperti *Qodrat* bahkan menggabungkan unsur supernatural dan kearifan lokal dalam format superhero, membuktikan bahwa ‘Urf menjadi inspirasi penting dalam pembuatan karya yang dekat di hati penggemar.
**Kesimpulan**
Kreativitas di Indonesia selalu turut dilandasi oleh ‘Urf, sebagai kekayaan budaya yang tak ternilai. Dari tradisi lebaran yang penuh makna hingga film horor yang memanfaatkan folklore dan kepercayaan lokal, semua menunjukkan bahwa ‘Urf adalah sumber kekayaan yang tak pernah habis untuk dijelajahi dan dikembangkan. Melalui inovasi dan kearifan lokal inilah, Indonesia mampu mempertahankan identitasnya sekaligus berkembang dalam dunia modern yang penuh tantangan.
Dengan memahami dan menghargai ‘Urf, kita tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga membuka peluang untuk menciptakan karya dan tradisi yang relevan dan bermakna bagi generasi mendatang. Lebaran bukan sekadar perayaan, tetapi juga saatnya kita merenungkan bahwa kreativitas dan kearifan lokal adalah kunci utama dalam membangun identitas bangsa yang kuat dan berbudaya tinggi.