Friday 18 January 2013

13 Film Favorit 2012


Agak susah tahun ini bagi saya untuk membicarakan film-film terbaik 2012. karena tahun ini, rupanya, saya jarang menonton film bagus--sebuah kemunduran bagi orang yang menyatakan dirinya kritikus film. saya tidak menonton Amour, Rust and Bone, Moonrise Kingdom,   The Master, Holy Motor Cosmopolis,  Argo, dll  yang disebut-sebut bagus sekali dan atau menang di berbagai festival. pun menonton film Indonesia yang kabarnya berbeda, seperti Test Pack,  Demi Ucok, Tanah Surga...Katanya,  5cm, dan Habibie Ainun.  Pun dengan film-film dokumenter, misalnya The Land beneath the Fog atau Denok dan Gareng, atau This is not a Film.

Jadi, penilaian saya tidak utuh, dan itu membuat saya sulit membuat penilaian semacam "film terbaik sepanjang 2012". Tapi, dengan modal film-film yang pernah saya tonton tahun ini, tentu saja, saya bisa membuat daftar "Film Favorit 2012".  dan berikut daftarnya (dalam urutan alfabetis) :


1. The Act of Killing (Joshua Oppenheimer)
Dari temanya saja sudah bikin kejut, geram, dan akhirnya mual.  dari cara bertuturnya, dokumenter ini juga berbeda. inilah hasil kerja keras 7 tahun yang menonjok keras kekuasaan. Plus cara bertuturnya yang tak biasa dan terkadang surealis.

2. The  Cabin in the Woods (Drew Goddard)

tidak hanya ceritanya yang tak tertebak dan berliku-liku, film ini dengan ciamik bisa bermain-main dengan banyak genre dan subgenre horror, fantasi, dan thriller dan sekaligus melakukan homage kepada mereka.

3. A Separation (Asghar Farhadi)
seperti The Raid, film ini bisa membuat rollercoaster di dalam batin dan pikiran kita. sepertinya, setiap 5-10 menit selalu saja ada hal-hal yang menegangkan dan mencekam penonton. bedanya: semuanya dilakukan nyaris tanpa dar der dor, atau adu jotos. padahal ini film drama tentang kehidupan rumah tangga orang biasa-biasa saja.

4. Dark Knight Rises (Christoper Nolan)
walau tak sedahsyat film sebelumnya, Nolan menutup trilogi Batman dengan manis dan ciamik.


5. Five Broken Cameras (Emad Burnat, Guy Davidi)
Di tengah hangatnya isu serangan Israel ke Gaza, film ini menyeruak diam-diam di Chopshot Film Festival. bedanya: di sini, tak ada narasi besar  macam zionisme lawan jihad/intifadhah, tak ada kata-kata bela Masjidil Aqsa. ini adalah sebuah kecintaan seorang anak dusun kepada kamera, dan bagaimana ia ingin merekam segala hal yang mengancam desa tercintanya: ketika kampung halamannya dipagari dan disusutkan secara ilegal, bahkan di dalam rumahnya sendiri. sebuah kecintaan yang membuatnya merekam segala kejadian dengan berani, selama 5 tahun!


6. Hobbit: An Unexpected Journey Part 1 (Peter Jackson)
Film ini dibuat oleh yang bikin dunia reka-percaya Middle-Earth, dan menguasai cara bertutur Tolkien. sepertinya cukup ya? :)



7. Intouchables (Olivier Nakache, Éric Toledano)
Kisah semacam odd couple, dua orang gokil dengan latar belakang yang sama sekali berbeda (yang satu orang hitam-miskin-bergajulan; satunya orang putih-superkaya-borjuis-lumpuh total). kisah sederhana tapi kok bisa-bisanya menyeret emosi penontonnya. Sepertinya karena hal-hal detil dan remeh yang memperkuat karakterisasi kedua tokoh utamanya.


8. Lewat Djam Malam (Usmar Ismail)
Menonton lagi film ini, selalu saja ada tafsir baru dan hal-hal berbeda yang tak ditemui saat ditonton sebelumnya. misalnya pemakaian musik jazz. salah satu film terbaik Indonesia sepanjang masa, dan film pertama yang membuat isu restorasi film klasik menjadi wacana nasional yang dibahas dimana-mana dengan nada bangga sekaligus prihatin (karena memikirkan nasib Sinematek Indonesia, kearsipan yang buruk, dan ratusan film klasik yang wajib diselamatkan tapi tak ada biaya).


9. Parts of the Hearts (Paul Agusta)
kita diajak menyelami semi-biopic dari sang sutradara lewat tokoh Peter. dan, kita disuguhi 8 cerita pendek dengan pendekatan yang berbeda-beda, dan juga tidak seperti yang dibayangkan--jika kita mengikuti film-film Paul sebelumnya.


10. Postcard from the Zoo (Edwin)
Saya berhutang resensi kepada film ini. Dan film ini bikin bangga banyak orang Indonesia karena setelah sekian lama, baru kali ini sebuah film Indonesia masuk ke dalam kompetisi utama di salah satu festival paling bergengsi, Berlinale, dan mereka melewati red carpet. :)


11. Ted (Seth MacFarlane)
Simpel saja: Flash Gordon, dan 1980an itu keren! Old School rules!


12. Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya (Anggi Noen)
saya juta berhutang resensi pada film ini.


13. Life of Pi (Ang Lee)
Sebuah film yang dibuat berdasarkan novel yang dilabel tak bakal bisa difilmkan. dengan audio visual yang menakjubkan plus cerita dan cara bertutur yang filosofis. bisa dibilang, ini adalah film "spiritual".


Next: The Most Anticipated Movies of 2013 :)

No comments:

Post a Comment