Friday, 26 December 2014

(10 Tahun Tsunami Aceh): Cut Puteri, Wanita Muda Perekam Tragedi Tsunami Aceh

10 Tahun lalu, Tsunami mengguncang Aceh. Mari kita berdoa untuk para korban. Alfatihah.


Berikut, tulisan saya setahun setelahnya, mewawancarai Cut Putri, yang merekam kejadian tsunami dengan berani, dan disiarkan pertama kali di MetroTV.


Cut Puteri, Wanita Muda Perekam Tragedi Tsunami Aceh


Oleh: Ekky Imanjaya 
 ---------------------------------

Masih ingat dengan rekaman bencana tsunami di Aceh yang ditayangkan Metro TV sejak 28 Desember, dua hari setelah kejadian? Perekamnya tampak begitu tenang, tabah, dan berani mensyut semua kejadian. Perekam itu adalah Cut Putri, wanita 24 tahun berdarah Aceh yang tinggal di Jakarta dan kuliah di Bandung. Siapa Cut Putri? Mengapa dia merekam tragedy tsunami itu dengan begitu tegar? Dan bagaimana proses kejadian itu di matanya?

Cut Putri, bersama abi (ayah), ummi (ibu) dan Syarif abangnya berada di aceh sejak 16 Desember, dan sudah memegang tiket pulang untuk tanggal 27 Desember. "Kami ke Aceh dalam rangka menghadiri pernikahan kakak sepupu pada 18 Desember," tuturnya. "Pada 26 Desember, kebetulan ada acara Tung Dara Baro, acara mengantarkan pengantin perempuan ke mempelai pria. Mungkin kalau di Jawa namanya ngunduh mantu," jelasnya. Saat itu, mereka bersama keluarga besar lainnya berada di rumah Kombes Sayed Husaini, Kabid Humas Polri NAD--omnya yang disapanya dengan Pak Cik. "Kebetulan mobil Pak Cik untuk membawa pengantin perempuan ke Lam Jame, ke tempat mempelai pria. Acara rencananya mulai jam 10 pagi, dan kita pagi-pagi sekali sudah persiapan dari rumah menuju lokasi" lanjut Putri. 

Jam 8.00, di hari kejadian, keluarga besar itu mulai sarapan. Tiba-tiba terasa gempa, awalnya pelan. Gempa itu tidak berhenti-berhenti. Keluarga besar itu keluar rumah menuju taman. "Lantas ada gempa susulan yang super dasyat, yang bisa membuat ibu-ibu yang berpegangan di pagar berjatuhan. Gempa itu berlangsung 20 menit tanpa henti," tuturnya. 

Kebetulan Putri yang memang senang mensyut kejadian unik itu sudah menyiapkan Handycam sejak awal. Begitu gempa kecil, Putri langsung masuk ke dalam rumah, mengambil handycam dan hand phone untuk menghubungi keluarga lain, dan secepat kilat keluar lagi. "Saya On Camera, jam 8.15, 15 menit sejak gempa kecil," ungkapnya. 

Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh. Awalnya sayup-sayup, seperti deruan mobil. Semua orang bertanya-tanya. Untuk menenangkan, Putrid an ayahnya menyatakan kalau itu suara mobil. Lantas Sang ayah membisiki Putri bahwa itu adalah gejala tsunami. "Kebetulan waktu kecil kami tinggal di Papua, dan sering terjadi gempa, jadi sudah biasa gempa dan air laut surut. Sehingga mengerti hal-hal semacam itu. Tapi kami tidak bilang apa-apa kepada ibu-ibu yang lain," tutur wanita berjilbab rapi itu. Lama-lama suara itu makin keras menggaung-gaung seperti suara angin dan pesawat yang sangat keras, "Seperti kita berada di bandara dan pesawat di depan kita," Putri bermetafor. Tiba-tiba di hadapan mereka ada ombak setinggi 8-9 meter, dan pohon kelapa "berlarian". 

"Kejadian itu hitungannyan nol koma nol sekian detik. Pada awalnya, penduduk sekitar malah mendatangi sumber suara karena ingin tahu. Tapi karena melihat ombak besar, mereka berlarian menuju rumah kami, dikejar ombak," jelas Putri, tenang. Putri menggambarkan bahwa air tidak merayap atau mengalir, tetapi berdiri seperti tembok, dan isinya lumpur hitam. Sang ayah ayah berteriak:"Ke atas! Ke Atas!". Dan semua orang, termasuk beberapa tetangga, masuk ke atas rumah Pak Cik, dan ada juga yang lari ke tempat lain. "Itu adalah keputusan yang sangat cepat. Kejadiannya cepat sekali. Putri yang paling akhir naik, setelah Bantu anak-anak. langsung menaiki beberapa kaki tangga, karena air mengejar dan sudah di ujung kaki," katanya.

Begitu lompat dan merasa aman, kamera langsung on lagi. Begitu Putri tiba di teras lantai dua, air sudah sejauh mata memandang. "Ya sudah, diatas kami berdzikir dan minta tolong kepada Allah, karena tidak bisa kemana-mana lagi," ujarnya. Gambar tampak bergoyang, karena rumah itu bergoyang-goyang dan seakan-akan ingin ikut hanyut. "Lantai dua kami tidak standar, sekitar 7 meter. Jadi, saat lantai dua di rumah lain terendam, di rumah kami tidak terlalu, meski air sudah mulai masuk," ungkap mahasiswi yang kuliah di Bandung itu.

Tapi mengapa Putri mensyut kejadian itu begitu lama. Apa tidak ada perasaan cemas atau takut? "Alhamdulillah, ini pertolongan dari Allah, Putri mendapatkan ketenangan. Dalam keseharian, memang, apapun yang terjadi, Putri mengikhlaskan segalanya untuk Allah. Saat itu, Putri mau hidup atau mati, itu terserah Allah. Karena Allah memberikan yang terbaik. Karena masih hidup, Putri harus melakukan sesuatu yang bermanfaat, salah-satunya mengambil gambar itu," katanya, panjang lebar.

Pada waktu merekam gelombang itu, Putri yang punya moto "Laa Takhof wa laa tahzan. Innallaha Ma�ana, (jangan takut dan jangan sedih karena Allah bersama kita)" itu berdoa :"Ya Allah, ini Putri masih hidup, Putri ingin merekam kejadian ini agar bisa diperlihatkan pada orang-orang nanti. Karena Putri yakin orang luar tidak tahu apa yang benar-benar terjadi, dan dampaknya ke Aceh pasti sangat luar biasanya. Kalau memang Putri tidak punya umur lagi, tolong selamatkan kaset ini agar orang lain bisa melihatnya". Jadi, memang tujuan rekaman itu agar orang lain tahu tentang kejadiannya secara visual.

Saat kejadian, Putri mensyut gelombang itu selama 60 menit. Lengkapnya, ada 3 kaset, termasuk saat di pengungsian pada awal-awal kejadian. Putri memang punya hobi merekam gambar yang aneh-aneh dan unik-unik, sejak dapat hadiah handycam dari ayahnya 5 bulan yang lalu.

Gelombang tsunami telah membuat keluarga besar Putri meninggal dan hilang tanpa kabar. "Di keluarga saya, alhamdulillah Putri, Abi, Ummi, dan Bang Syarif selamat. Di rumah Pak Sayed, tiga hilang dan Pak Sayed meninggal," kata bungsu dari empat bersaudara itu.

Setelah air surut, keluarga besar itu tercerai berai, mengungsi ke berbagai tempat. Karena setelah itu pun gempa keras sering terjadi. "Kalau terjadi gempa lagi, rumah itu bisa ambruk, tidak bisa bertahan lagi.Yang penting menjauhi pantai dulu, kea rah yang lebih tinggi. Putri baru pulang pada hari kedua, ada yang empat-lima hari baru pulang. Putri mengungsi ke daerah Sareeh, pegunungan, sekitar 6 jam perjalanan," bilangnya. . Putri jalan kaki 3 km dari rumah. Saat itu ada yang berteriak kalau air naik. Mereka pun panic dan mencegat bis. Bis yang sudah sesak itu berhenti, dan begitu sudah mengangkut orang, langsung ngebut. Putri tetap dengan tabah mensyut kejadian di bus. Tangan kanan putri men-syut, tangan kiri membantu mengambil barang-barang yang berisi makanan dan apa saja. Di Sareeh, Putri hanya dengan istri Pak Sayed. Yang lain terpencar. Besoknya, putri ke Lhung Bata dan bertemu disana.

Tanggal 28 Desember, Putri dan keluarganya pulang ke Jakarta khusus untuk mengantarkan kaset rekaman itu agar dilihat dunia, untuk lalu kembali ke aceh pada 31 Desember. " Di Bandara Aceh, walau sudah hari ketiga, sama sekali tidak ada kegiatan, termasuk sukarelawan dan bantuan apa pun.Waktu tiba di Bandara Cengkareng, saya tidak bawa apa-apa kecuali baju yang sudah terkena Lumpur dan tanpa alas kaki. Banyak orang bertanya �dari mana, mana sepatunya, apa ada banjir?�"

31 Desember, Putri kembali balik ke Banda Aceh dengan membawa obat-obatan dan relawan dari keluarga. "Alhamdulillah tidak ada kesulitan kembali kesana. Kami tidak ke Medan, tapi dibuang ke Batam dan penerbangan ditunda selama 7 jam. Para relawan kecapekan, apalagi tiba di Banda Aceh tengah malam. Bahkan tahun baru pun Putri lupa. Disana, kita bolak balik, termasuk ke Biruen saat pemakaman Pak Sayed. Dan saya tetap mensyut," tukas putri dari pasangan Syarifah Aqidah dan Teuku Haliman ini.

Semua orang Aceh mungkin mengalami trauma dengan berbagai kadar. "Tapi sampai mempertanyakan keberadaan Allah, Putri rasa tidak. Karena Putri tahu orang Aceh agamis dan percaya dengan kasih saying Allah dan tidak pernah marah kepada Tuhan. Kecuali ada bisikan dari pihak luar. Kalau jiwa orang Aceh, Putri kenal baik,"imbuhnya.

Semangat ternyata membuat fisiknya menjadi kuat, sehingga tidak jatuh sakit. 
"Saat disana seperti hidup di hutan lah, harus siap fisik dan mental. Jangan sampai menyusahkan orang lain," ujarnya, seolah menjadi nasihat bagi para relawan yang ingin ke Serambi Mekkah.

Putri memang sering ke Aceh. Terakhir, 5 bulan sebelum kejadian, Putri juga ke Aceh karena ada sepupu yang menikah. "Setahun minimal dua kali, karena keluarga besar disana, disini hanya merantau, "jelas aktivis yang hingga kini masih bersemangat menggalang dana untuk Aceh itu.

Yang lebih mengagumkan, Putri ingin setiap hal focus untuk menyelamatkan Aceh. Sehingga video rekaman itu diserahkan begitu saja tanpa ada sepeser uang pun. Bahkan Putri tidak mau digali mengenai masalah pribadi, seperti tempat kuliah dan keluarga. "Biar mereka focus dulu ke rakyat Aceh dahulu", komentarnya.

Dengan rekaman yang ditayangkan cepat, dunia mengetahui dasyatnya kerusakan akibat tsunami. Dan dunia pun tergerak nuraninya. (eimanjaya@...).

Sebagian dimuat di majalah Lisa.

(4 Februari 2005) 

Me in UEA's Mature Students Guide :)


Wednesday, 24 December 2014

Ucapan Hari Natal dan Rasa Bahasa

Sejak lama saya “curiga” kalau masalah halal-haram mengucapkan “selamat natal” adalah masalah rasa bahasa. Sekitar 20 tahun lalu, waktu masih kuliah di FSUI, dosen agama Islam yang juga pengurus Masjid UI menyatakan bahwa sah-sah saja mengucapkan Merry Christmas karena artinya adalah semoga Christmas-nya Merry (meriah, penuh kegembiraan). Tidak ada unsur pengakuan terhadap akidah agama lain, atau terlibat dalam ibadah mereka. Mungkin, karena Merry Christmas diterjemahkan menjadi “selamat hari natal”, ada kata “selamat” yang barangkali bisa ditafsirkan dengan makna “memberikan doa keselamatan”, atau “mengakui ajaran”. Atau semacamnya. Padahal, arti sesungguhnya ya, sederhana: Semoga Perayaan Natalnya penuh kegembiraan dan sukacita.Tidak ada urusan dengan ritual ibadah dan akidah.
Eh, belakangan nemu ada tulisan menarik dari Ahmad Sarwat, yang membahas hal serupa. Dan dia juga menyatakan kalau dalam bahasa Arab, pelafalannya adalah Eid Said (Eid = hari raya, Said = bahagia), yang kurang lebih bermakna “semoga hari rayanya penuh kegembiraan”, dan tidak ada unsur mendoakan atau pengakuan sama sekali,
Sepertinya cukup membahas urusan beginian. Semoga tidak ada diskusinya lagi di tahun-tahun mendatang.
Terakhir: Merry Christmas for my Christian friends! Selamat Merayakan Hari Natal bagi teman-teman Kristiani!

Sunday, 21 December 2014

Transportasi di Norwich dan Norfolk


Bagi yang akan atau baru tiba di Norwich, semoga info ini bermanfaat.
Berkaitan dengan transportasi, Norwich adalah kota yang menyenangkan, karena tidak terlalu besar. Ongkos bis (yang paling umumnya, First) memang agak mahal, baik di Norwich atau di Inggris raya secara umum. Tapi kalau kita mahasiswa, atau dibawah 19 tahun (young person), maka harganya bisa jauh lebih murah. Dan kalau sering menggunakan bis, sebaiknya beli all day ticket. Khusus untuk mahasiswa, ada bus pass tahunan yang jauh berhemat, bahkan jika kita hanya menggunakannya di akhir pekan.   Dan bis no 25 dan 26 (dulu 25 dan 25A atau 35) beroperasi hingga larut malam (sekitar pukul 2 dini hari), enak tuh yang rumahnya di dekat kampus, di sekitar city center, atau di area Golden Triangle (Unthank Road dan Earlham Road). Khususnya untuk First bus, jangan terlalu percaya dengan jadwalnya. Acap kali mereka datang 5 menit lebih awal atau terlambat. Jadi,  kasih waktu sekitar 5-7 menit tiba lebih awal di halte bisnya.

Di Norwich, Taksi tidak terlalu mahal, apalagi kalau patungan. Tapi taksi yang ngetem di tempat umum (di dekat jalan utama, atau di bandara dan terminal bis dan stasiun kereta) lebih mahal daripada taksi yang biasa. Untuk taksi regular, kita tidak bisa asal menyetop di pinggir jalan, tapi harus pesan dulu via telepon.


Urusan ke luar kota, Norwich  hanya 2 jam dari London dan 45 menit ke Cambridge—kalau saja mau jalan-jalan dan bosan dengan rutinitas sehari-hari.  Yang paling murah meriah tentu adalah MegaBus yang bisa kita beli 1 Pounds saja, jika dibeli jauh-jauh hari. Tapi Megabus leletnya minta ampun, mending pilih National Express. Keduanya bisa dicegat di terminal bis di kota atau di UEA.
Kalau mau agak cepat dan lebih nyaman, naiklah kereta api. Kalau kita punya railcard (apakah itu Family and Friends card, 16-25 card, dll) ada diskon 30%. Dan mahasiswa di atas 25 tahun, bisa tetap menggunakan 16-25 railcard tapi harus ada surat keterangan dari UEA. Dan, kalau kita beli tiket jauh-jauh hari, harganya jauh lebih murah.

Terakhir, Norwich punya bandara internasional. Tapi, saran saya, kalau tidak darurat atau ribet, sebaiknya hindari naik pesawar dari atau ke Norwich langsung, karena muahal. Sebaiknya naik dari Bandara Heathrow (London), walau jaraknya 4,5 jam kalau naik National Express (naik kereta api lebih cepat, tapi ribet, harus turun dua kali, salah satunya naik Tube alias kereta bawah tanah . ribet kalau bawa banyak barang karena ada kemungkinan naik turun tangga dan jalannya agak jauh). Kalau untuk pertama kalinya datang, atau pulang habis, naik dari Norwich airport saja. Atau, naik taksi ke Heathrow (atau bandara lainnya di London).

Bis:

Kereta Api

Bis antar kota:

Taksi
Taksi
ABC:   http://www.abctaxisnorwich.co.uk/, 01603 666333
5 Stars: http://www.5startaxis.com/, 01603555555, 0800575575
Jengis (langganan saya. Lebih murah tapi acap sibuk dan gak bisa narik): https://www.facebook.com/pages/Easy-Taxi-Norwich/239021476278328?fref=ts
07450901080

Mengelola Perjalanan
Di Norwich,  lebih mudah untuk merencanakan perjalanan.  Tak perlu Tanya orang, langsung saja cari langsung secara online.
Untuk bis, khususnya First, ada appsnya yang bisa diunduh ke smartphone. Atau coba website Traveline: Travelineeastanglia.co.uk  yang akan menjelaskan naik darimana naik apa dan berapa lama.

Jalan-jalan di sekitar Norfolk, bisa dibaca di sini:

Wednesday, 19 November 2014

AHOK, KEPEMIMPINAN NON-MUSLIM, DAN HIJRAH.



Wah, asyik Ahok jadi Gubernur DKI. Mengingatkan saya pada dua tokoh non-Muslim yang dipercaya LANGSUNG oleh Rasulullah SAW untuk “memimpin” masyarakat Muslim di kala krisis dan keduanya berkaitan langsung dengan Hijrah.
Pertama, hijrah umat Islam yang pertama kali adalah ke Habsyi (Abbessina atau Ethiopia), di tahun kelima dan ketujuh setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul. Raja dari Afrika itu bernama Najasyi (Negus) yangberagama Nashrani dan dikenal sebagai seorang raja yang baik hati, taat pada ajaran agamanya, menjamin keselamatan seluruh penduduk dan tamu-tamunya.
Kedua, sewaktu Nabi dan Abu Bakar berangkat hijrah--salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam dan menjadi patokan awal kalender Hijriah--penunjuk jalannya adalah seorang penyembah berhala bernama Abdullah bin Uraiqith. Nabi mempercayakan “kepemimpinan” seorang Musyrik di peristiwa paling bersejarah, karena profesionalitas dan keahliannya, serta nilai-nilai yang dia terapkan dalam keseharian.
Sepertinya, dalam kasus-kasus tertentu yang sedemikian genting bin semrawut, komunitas Muslim harus diatur oleh seorang Negus dan Abdullah bin Uraiqith, karena profesionalitas dan kemampuannya. Dan untuk Jakarta, inilah saatnya! Mari kita “berhijrah”! ‪#‎GubernurAhok‬
Berikut adalah adegan di The Message (Al-Risalah)--salah satu film wajib para ikhwan tahun 1990an kalau sedang mabit atau daurah--tentang bagaimana delegasi hijrah pertama Muslim bertemu Raja Negus.
https://www.youtube.com/watch?v=y9BksDe4zXk

Tuesday, 4 November 2014

KITLV Reading Room gone, collection remains

KITLV Reading Room gone, collection remains

KITLV Reading Room gone, collection remains http://www.insideindonesia.org/latest-articles/kitlv-reading-room-gone-collection-remains#.VFgYzrfv1t4.twitter <-- tot ziens, zoete herinneringen

Saturday, 25 October 2014

Clocks Move Back 1 Hour

On Sunday 26 October at 2.00am the clocks will go back 1 hour and the UK will be on Greenwich Mean Time (GMT). 
Artinya, beda waktu UK dengan Jakarta akan menjadi 7 Jam.

“Indonesian Women Filmmakers”: Book Discussion and Film Screening

Persatuan Pelajar Indonesia- Norwich, Development Society, and Indonesian Society

Present
A Book discussion
“Indonesian Women Filmmakers”, edited by Yvonne Michalik. (Regiospectra Publisher, 2013)
30 October 2014
Place: Art Building 01.02, University of East Anglia, Norwich, Norfolk, United Kingdom

17.30-18.30 book discussion with Dr. Eylem Atakav (lecturer at FTM, AMA, UEA)
Ekky Imanjaya (PhD Candidate at FTM, AMA, UEA; one of the co-writers)

18.30-20.00 film screening “ Demi Ucok” (For Ucok’s Sake, directed by Sammaria Simanjuntak, 2013).

Free of charge. Open for public. First come first served.


New Order regime (1966-1998) applied State Ibuism as their official gender ideology. This very political frame has affected film industry, from the filmmakers as women professions to presentation of women on screen. The government applied the ideology of “azas kekeluargaan” (Family Principle) and Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK, Family Welfare Movement) in 1978 and narrowed the roles of Women in five obligations of women (Panca Dharma Wanita). Krishna Sen highlights that “…many production practices place women in only subsidiary roles so that women’s images and actions make up a small and/or unimportant part of the total narrative” (Sen 1994: 135).
The chapters within the book reveals the significant contribution women filmmakers (particularly directors and producers) and deal with many issues, from gender studies to Women's aesthetic issues, related to the political and cultural context in New Order era and Reform era. The talk will discuss the role of women filmmakers in Indonesia during and post-New Order era and beyond.

The Table of Content: http://d-nb.info/1044040009/04

here's the book at amazon: http://www.amazon.co.uk/Indonesian-Women-Filmmakers-Yvonne-Michalik/dp/3940132632http://www.amazon.co.uk/Indonesian-Women-Filmmakers-Yvonne-Michalik/dp/3940132632

here's a chapter that also appear in the book: http://www.ejumpcut.org/archive/jc49.2007/PasirBerbisik/index.html

here's the article on the book after the book launch: http://jakartaglobe.beritasatu.com/features/indonesian-women-filmmakers-left-out/http://jakartaglobe.beritasatu.com/features/indonesian-women-filmmakers-left-out/


Synopsis of the film
Gloria Sinaga or Glo (Geraldine Sianturi) doesn’t want to be like her mother: getting married, burying dreams and forever living a routine. Her mother, Mak Gondut, is sick and diagnosed to live only for a year. For the rest of her time, Mak Gondut is determined to find “Ucok”, an ideal Batak man for Glo who dreams to be a famous director. Glo has made her first film and is resolute to make her second more successful. But her dream isn’t easy to realise. She has to accept that it’s difficult to find investors and producers. Plus, she deals with her mother who wants her to get married with a Batak man. Being a Batak woman, Mak Gondut believes that a woman’s success is defined by her successful household. Glo rejects that idea. However, Mak Gondut offers a solution for Glo’s film problem. A conflict develops involving many people including Glo’s friends Nikki (Sairah Jihan) and Acun (Sunny Soon).

movie trailer: https://www.youtube.com/watch?v=EMkCJvkLbAo

About the Speakers:
Dr Eylem Atakav is Senior Lecturer in Film and Television Studies at the University of East Anglia (UEA) where she teaches courses on women and film; women, Islam and media; and Middle Eastern media. She is the author of Women and Turkish Cinema: Gender Politics, Cultural Identity and Representation (2012) and editor of Directory of World Cinema: Turkey (Intellect, 2013). Her academic interests are on Middle Eastern film and television; representation of 'honour' crimes in the media, and women's cinema. She writes frequently on issues around gender and culture for the Huffington Post (UK) and for her co-authored blog on women’s cinema: Auteuse Theories.


Ekky Imanjaya is a PhD Candidate in Film and Television Studies at UEA. He is also faculty member of Film School at Bina Nusantara University, Jakarta. He is also a film critic and published some articles and books on Indonesian films. He co-wrote a chapter in this book with Diani Citra (PhD Candidate from Columbia University, USA).

Saturday, 18 October 2014

Perkumpulan Indonesia di Norwich, UK

Mungkin sebagian orang kesulitan mencari tahu apakah ada orang atau perkumpulan orang Indonesia di kota Norwich (UK). Karena memang agak sedikit susah untuk melacaknya di dunia maya.
Yang paling gampang adalah  Indonesian Ambassador ,bagi yang ingin tahu atau berminat masuk ke University of East Anglia (UEA) . Indonesian Ambassador bisa diemail di sini atau via Facebook page-nya.

PPI Norwich (Persatuan Pelajar Indonesia cabang Norwich) juga ada sebenarnya. Tapi belum punya website sendiri (pernah ada di multiply tapi website itu sudah tidak eksis lagi. Tapi mereka punya facebook page-nya.
Pasar Tradisional, City Center, Norwich

Yang terbaru adalah Indonesian Society. Ini adalah salah satu student clubs and societeis dalam lingkungan UEA. Kalau PPI-N bersifat hanya untuk pelajar Indonesia (nationhood, brotherhood), maka Indosoc adalah semacam kelompok "special interest" untuk siapa saja (Indonesia dan non-Indonesia), yaitu mengenal lebih jauh tentang Indonesia beserta kekayaan alam, seni, dan budayanya.

BTW, Di Norwich, tahun 2014 hanya ada sekitar 25 mahasiswa (sebagian besar S1) dan sedikit keluarga yang nikah beda negara. Tapi justru yang kecil ini makin mempererat persaudaraan dan persahabatan.

Semoga membantu bagi teman-teman yang ingin berkunjung ke Norwich, baik sebagai turis, mahasiswa, atau urusan lainnya.

Wednesday, 15 October 2014

Cheap (but Nice) Shopping Places in Norwich, UK

As a student, probably we need to save our money for various purposes:  to travel around UK and European (Schengen) countries during Summer or Winter Break, to buy things, or simply because we must be finances so as not wasteful.

Here’s some places you can buy things cheap,  new goods or the second hand ones:

located in Castle Mall and Anglia Square, the stores offer all things with 99 pence only.

Poundland :  http://www.poundland.co.uk/
everything is 1 pound here.  We can find them at City Center (2 in St. Stephen’s Street) and Anglia Square

Here, for some items,  the price is quite cheap, even if we compare it to 99p and Poundland. For example, we can buy a box of eggs, bread,  and 4 pints of fresh milk for only 1 pound for each item.

Charity Shops:
Here, we can find nice  second hand stuff. But, the availability depends on when people give their goods for free to the stores. The stores are in some areas of the city, including at Anglia Square, Castle Meadow (City Center), near Norwich Bus Station, Queen’s Road, etc. Here is the list ofthe stores: 
Arminghall Car Boot Sale, Near owr Flat

Car Booth Sale:  
it is the paradise of used goods! I found a nice  for only 6 pounds. You can find almost anything here, as long as you are not lazy to dig them up and hunt them down.  One of them is Arminghall CarBooth Sale:   the sellers sell their things from their own cars in a football field.

Freecycle
You can join a mailing list of Freecycle, when people gave away their goods for free. We can ask for free stuffs here as well. Subscribe here: norwichukfreecycle@mod.freecycle.org

For baby stuff, you can join their FB group
 Happy hunting!


Friday, 26 September 2014

Seluk Beluk Sewa Rumah/Kos di Norwich, UK

Untuk mahasiswa, sebaiknya di tahun pertama tinggal di asrama yang sudah disediakan oleh kampus, yang umumnya terletak di dalam kampus. Di University of East Anglia, bisa dilihat di bagian Accommodation di sini https://portal.uea.ac.uk/accommodation. untuk yang international student, bisa dicek di sini: https://www.uea.ac.uk/study/international/accommodation
Tapi ada kalanya kita tak mau tinggal di akomodasi kampus. Ada yang  terlambat datang ke UK, tidak kebagian tempat karena sold out, datang bersama keluarga  (kampus hanya sedikit sekali menawarkan kamar keluarga), terlalu mahal, atau ingin tinggal dekatdengan city center, dll, mungkin bisa dicoba beberapa situs di bawah ini.
Khusus untuk mahasiswa yang membawa keluarga, agak ribet juga. Kita ditolak kampus karena punya keluarga. Kita mau ke agensi yang menyewakan kamar atau rumah untuk mahasiswa, ditolak entah karena bukan mahasiswa atau karena ada anak kecil, atau mereka rata2 hanya menyewakan kamar saja. Tapi pasti ada jalan, Insya Allah. Misalnya, mengajak teman atau kolega untuk menyewa rumah bersama. Atau  cari agen (biasanya ada biaya agensi, ada juga yang gratisan) atau landlord yang mau menyewakan rumah/kamar untuk seluruh keluarga.

Berikut daftar websitenya:
·  HomeRun (punya UEA) http://www.homerunstudentpad.co.uk/Pages/Homelet  ÃŸ bebas biaya agensi
JSM : http://www.jsmps.co.uk/ (ßkalau ini tidak bayar agency fee)
·  http://www.accommodationforstudents.com/  (ß ini juga bebas biaya agen)
· Citylets: http://www.citylets.co.uk,
·  Lettingweb: http://www.lettingweb.com/
·  Gumtree: http://www.gumtree.com/
·  Roombuddies: http://www.roombuddies.com/
·  Student Spareroom: http://student.spareroom.co.uk/
·  Find a property: http://www.findaproperty.com/
·  Move Flat: http://www.moveflat.co.uk/
·
UEA itu kode posnya NR4, dan City Center itu NR1. Kalau mau dekat kampus, cari yang NR4 atau NR5 (misalnya yang terdekat adalah Bluebell Road, The Avenues, etc) . Kalau yang dekat city center, cari yang NR1. Ada juga yang di daerah Golden Triangle (Earlham Road, Unthank Road, Colman Road, Eaton Park)
Cek aja jarak tempuh di google map. Jarak city center ke kampus sekitar 15-20 menit (tergantung datangnya bis).

Tapi,  agak tricky kalau kita masih di Indonesia dan tidak punya kawan yang bisa diminta untuk melihat lokasinya (atau bahkan diajak buat tinggal bersama). umumnya, landlord akan minta ketemuan untuk viewing. Dan  sebaiknya memang datangi satu persatu, untuk melihat cocok atau tidak, dekat dengan halte bis atau tidak (atau bisa jalan kaki), atau akomodasi gampang atau tidak ke kampus, dll.

Biasanya, sewa langsung kontraknya setahun, atau enam bulan kalau ada kasus tertentu. Bayarnya langsung setahun di muka, atau 3-4 kali setahun, atau bulanan, (umumnya mereka minta guarantor yang adalah orang bervisa Inggris kalau mau bulanan) tergantung kesepakatan. Kalau sewa kamar, bisa sewa per minggu juga. Sewa kamar ada yang termasuk tagihan (listrik, air, internet, gas) ada yang tidak, jadi Tanya saja langsung.
Biasanya rumah disewakan setahun, dari September ke Agustus, kecuali kalau meneruskan penghuni sebelumnya. Atau landlordnya private, tidak lewat kampus atau agensi.

Selamat berburu!

Thursday, 25 September 2014

For Muslims: Mosques, Halal Butchers, Restaurants, etc in Norwich, UK

Unlike big cities in the UK, Norwich unfortunately doesn’t have Halal KFC ()  or  Halal Nando’s  . But, the city provides some halal food and few mosques.
Here’s the list:

Mosque
Praying Room at Lecture Theater 2 , University of East Anglia (opening times: 6am-11pm)
Blackdale for Friday Prayer, University of East Anglia
Note: Users  will need to apply for their campus card to be activated so they can gain access to the buildings. Apply online here

Ihsan Mosque (Muslim of Norwich): 17 Chapelfield East, Norwich, NR2 1SF
Tel: 01603 622941

Islamic Center, Dereham Road,  Norwich and Norfolk Muslim Association286 Dereham Road, Norwich, NR2 3UU



East Anglian Bangladeshi Islamic Centre

70-72 Rose Lane, Norwich, Norfolk, NR1 1PT


Meat and Groceries

H for Halal (at Norwich and Norfolk Muslim Association)
07428644949

Asda (Lamb + Chicken): Drayton High Road, Hellesdon, NR6 5DT, Norwich 
01603787384

in Anglia Square
Babylon Market: 84 Magdalen Street, Norwich, NR3 1JF
07927618031

Haider Butchers71 Magdalen Street, Norwich, NR3 1AA, 
01603 886063. FB: here
  
Spice Land: Magdalen Street,Norwich, NR3 1HU
01603 3765656

Bangla Bazaar: 131 Magdalen Street, Norwich,NR3 1NF
01603 616080


Masala Bazaar: 124 Magdalen Street, Norwich, NR3 1NF
01603 619629


A Miah & Co: 20-20a Magdalen Street, Norwich, NR3 1HU
01603 6153954

Cowgate:
Shah Jalal Halal, 22 Cowgate, Norwich, NR3 1SY
01603 886064


Desh Cash & Carry22-24 Cowgate. NR3 1SY , Norwich
Tel: 01603 630 606


Halal Restaurant/Canteen:

Subway, Anglia Square, MAgdalen Street (next to Heider Butcher)
Chopstix, Chapelfield Mall, City Center
Sahara Café and Patisserie (next to Heider butcher)
USA Fried Chicken and Pizza:  216 Queens Road, NR1 3HG Norwich
Order online here

Dellacassa81 Lovelace Road, Norwich, NR4 7AE
Order online here

Flames Kebab and Pizza House

Siciliano's Pizzeria: 43 Prince Of Wales Road, Norwich NR1 1BL

Prince of India 19 Prince Of Wales Road, Norwich NR1 1BD


Star Fish Bar:  2 St. Augustine Gate, Norwich NR3 3BE


Dial A Curry: 131 Magdalen Street, Norwich NR3 1NF

 

 

Hope this helps.

Alternatively, in case of emergency, I become vegetarian, or eat sea food only :).
And, for any food, just look at the info: if it is suitable for vegetarian, then it is fine to eat :)

Sunday, 27 July 2014

Happy Eid!

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal Aidin wal Faizin (May you be counted among the returnees and the winners). Mohon maaf lahir dan batin (please forgive me for all my wrongdoings in the past). Taqaballallahu Minnaa wa Minkum (May Allah accept [the fast and worship] from us and from you) . Kullu 'Aamin wa Antum Bikhoirin (May you be well throughout the year). Eid Mubarak, Have a Blessed and Happy Eid!


PS: 

Celebrating Eid, Indonesian style  <-- http://muslimerican.wordpress.com/2010/09/22/celebrating-eid-indonesian-style/ <-- nice article!

Friday, 27 June 2014

Karena Sesungguhnya Tidak Ada Teman Abadi dalam Dunia Politik

Dalam dunia politik, kabarnya tidak ada teman atau lawan abadi. yang ada hanyalah kepentingan bersama. partai politik bergabung, berkoalisi karena kepentingan yang sama. sepertinya hal ini bisa dibuktikan di pemilu capres kali ini.
Saya kira, perpolitikan kita belum sampai dalam tahap perang ideologis, perang antara yang Haq dengan yang Batil. yang ada hanyalah bagaimana kesepakatan atau kontrak politik berhasil diteken dan disetujui pihak-pihak terkait.
Tapi mengapa, isu -isu seputar agama begitu gencar. seolah-olah yang bela Jokowi adalah anti Islam, bahkan sekarang dibilang komunis karena penggunaan istilah "revolusi mental". Seolah-olah orang-orang yang futur (jatuh di jalan dakwah) dan masih bisa direkrut, diajak untuk "kembali ke jalan yang benar". Seolah-olah ini ghazwul fikrie (perang pemikiran).

Ada dua teman saya yang sudah lama tidak kontak-kontakan, meyakin-yakinkan saya agar memilih Prabowo dengan pernyataan, misalnya: "apakah agama menjadi pertimbangan dalam memilih?".
Lho, waktu PKS atau kubu manapun di Prabowo, mesra dengan lawan politiknya, atau mencoba untuk membuat kesepakatan politik, apakah isu-isu itu akan keluar?
Kalau misalnya PKS, atau PAN, bergabung ke Jokowi, apakah isu-isu agama ke Jokowi akan dikeluarkan? Tentu saja tidak. Dan ada kemungkinan justru Prabowo yang diserang karena banyak hal.

Misalnya, bagaimana PKS pernah mesra dengan Jokowi waktu pilkada Walikota Solo. Atau saat Amien Rais ingin menjodohkan Hatta Rajasa dengan Jokowi tahun ini.

Kalau ini adalaah isu ideologis, isu teologis, dan bahkan yuridis ("haram hukumnya memilih Jokowi", menurut Forum Ulama Umat Islam, misanya), lho kenapa PKS pernah bermesraan dengan Jokowi? Mengapa Amien Rais pernah ada ide buat memasangkan Hatta sebagai cawapres Jokowi?

Sebelumnya, AS Laksana menyinggung hal ini dalam tulisannya: Surat Terbuka untuk Pak Amien Rais.
Saya setuju dengan tulisannya. Buat apa kita bilang "perang badar"? Bukankah lawan politiknya adalah saudara sebangsa? Kenapa harus provokatif?

Jadi, sudahlah, tidak usahlah disebut anti-Islam, tempat berkumpulnya Syiah-JIL-LGBT, atau bahkan komunis. Karena itu justru akan memperlihatkan kualitas akhlak yang sebenarnya.

Berita:

Amien Rais: Duet Jokowi-Hatta Mirip Soekarno-Hatta: http://nasional.kompas.com/read/2013/07/18/1408493/Amien.Rais.Duet.Jokowi-Hatta.Mirip.Soekarno-Hatta (18 Juli 2013)


Dulu kritik Jokowi, kini Amien Rais gadang duet Jokowi-Hatta http://www.merdeka.com/politik/dulu-kritik-jokowi-kini-amien-rais-gadang-duet-jokowi-hatta.html



Mungkinkah Kemesraan Jokowi & PKS di Solo Berulang di Jakarta? http://news.detik.com/read/2012/08/07/100110/1984913/10/


Anis Matta: PKS Pernah Koalisi Dukung Jokowi di Solo http://news.detik.com/read/2012/07/18/132630/1968361/10/ 



Tuesday, 17 June 2014

Pembangunanisme vs Revolusi Mental

Kok saya merasa bahwa Prabowo itu sangat pembangunanisme (fisik) ya? Dia menekankan pembangunan infrastruktur, kenaikan gaji dan kesejahteraan untuk membasmi korupsi, IQ tinggi pun diagung-agungkan.  Pembangunan, katanya, harus dari kota ke desa-- semoga ini bukan Trickle Down Effect gaya Orde Baru, ya, tapi aplikasi dari UU Desa.

Saya  melihat justru kecerdasan intelektual dan juga materi yang berlimpah bukanlah solusi yang paling utama. Bagi yang mendalami Daniel Goleman, Danah Zohar, Maslow, ESQ, Logoterapi-nya Frankl yang didalami Kang Hanna,  dll tentu tahu bahwa IQ hanya berperan 20% dalam kesuksesan seseorang, dan kebutuhan manusia ada banyak selain materi (misalnya: rasa aman, mencari kebahagiaan, ingin dihormati dan dihargai, aktualisasi diri, dll). Dan IQ itu hanya satu saja dari jenis multi-kecerdasan. Justru para koruptur adalah orang-orang yang secara intelektual cerdas dan secara rezeki berlimpah. Masalahnya adalah: bagaimana supaya kita tidak rakus bin tamak. Bagi orang yang kemaruk ini, walau cerdas dan kaya, tetap haus akan  harta lagi dan lagi, seperti minum air garam.
Yang yang dibutuhkan adalah EQ (kecerdasan emosi) dan juga SQ (kecerdasan spiritual). Padahal di pihak Prabowo banyak partai dan tokoh Islam ya, di mana letak peran Iman dan akhlak (baca: SQ) di sini ya?
Dan ini kok cucok sama pernyataan Jokowi ya. Selain dia bilang harus dibuat sistemnya, Jokowi selalu mengulang-ulang pernyataan: “revolusi mental”, “yang harus dibangun itu manusianya”, dll.

Kalau EQ dan SQ tidak diutamakan (di samping sistem yang dibangun), maka sangat boleh jadi kebocoran yang akan ditutupi Prabowo (kalau dia jadi presiden) akan bocor lagi karena mental manusianya yang  masih korup. Dan kepintaran seseorang malah dipakai untuk memanipulasi keadaan untuk perutnya sendiri, seperti yang terjadi dalam tahun-tahun belakangan ini.

#batallagipuasabahascapreseuy