Sunday 3 January 2016

Nasyid dan Lirik Universa

Nasyid dan Lirik Universal Januari 19, 2008

Posted by ummahonline in Catatan KakiKolum
trackback

Oleh: Ekky Malaky
Lirik nasyid adalah salah satu unsur yang terpenting dari nasyid. Lirik lagu adalah teras, persis seperti scenario di filem. Ini kerana lirik lagulah yang berfungsi untuk menyentuh hati dan akal manusia bagi mengajak kepada kebaikan. Bahkan, lirik lagulah yang menjadi medium yang membawa pesan-pesan sang munsyid.
Hampir semua lirik nasyid yang saya dengar—yang terang-terangan berdakwah—langsung dengan simbol-simbol keislaman seperti kata-kata “Allah”, “ikhlas”, ”doa”, “syurga”, dan sebagainya. Tentu saja ini sama sekali tidak dilarang. Malah bagus! Walau masih ada yang seperti seolah-olah berceramah, tapi banyak juga yang lirik lagu yang lugas dan tegas itu dibungkus dengan estetika. Malah, tidak sedikit juga manusia yang berubah dengan lirik-lirik lagu seperti itu.
Tapi, lirik lagu itu sebenarnya hanya efektif bagi pendengar yang sudah terwarnai oleh Islam. Paling tidak, pendengar nasyid sudah sedar tentang jati diri mereka sebagai muslim. Tapi bagaimana dengan pendengar yang awam (‘ammah), yang belum tersentuh dengan dakwah? Ada kemungkinan nasyid hanya berputar-putar di kalangan terbatas, “kalangan sendiri”—walau ada yang membuktikan ia boleh dinikmati ratusan ribu, bahkan jutaan pendengar seperti Raihan dan Snada.
Maka, di sinilah peranan lirik lagu Bagaimana agar nasyid boleh diterima dalam kalangan yang lebih luas, maka itu bergantung kepada liriknya—apakah lirik itu boleh diterima oleh mereka atau tidak. Mungkin ada yang beranggapan kemasan atau gaya penyampaian yang harus disesuaikan. Tentu saja ini benar, tapi peranan lirik tidak boleh dianggap enteng dalam hal ini.
Umpamanya mari kita semak lirik lagu Fix you dari Coldplay, band asal Britain:
When you try your best but you don’t succeed
When you get what you want but not what you need
When you feel so tired but you can’t sleep
Stuck in reverse
And the tears come streaming down your face
When you lose something you can’t replace
When you love someone but it goes to waste
Could it be worse?

Reff:
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you
And high up above or down below
When you’re too in love to let it go
But if you never try you’ll never know
Just what you’re worth

ke Reff:
Tears stream down your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down your face
And I
Tears stream down your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down your face
And I

ke Reff:
Lirik lagu ini bercerita tentang seseorang yang menawarkan dirinya untuk menolong temannya yang sedang dalam keadaan putus harapan. Tema yang menarik. Dan banyak orang awam, yang tersentuh dengan lagu dari band yang terkenal untuk menyuarakan protes terhadap ketidakadilan global ini—slogan mereka saja: Trade Fair.
Atau mari kita semak juga keindahan lirik dan kandungan dari lagu Dona dari Joan Baez dari filem Gie di bawah ini:
On a wagon bound for market
There’s a calf with a mournful eye
High above him there’s a swallow
Winging swiftly through the sky
Reff:
How the winds are laughing
They laugh with all their might
Laugh and laugh the whole day through
And half the summer’s night
Dona Dona Dona Dona
Dona Dona Dona Don
Dona Dona Dona Dona
Dona Dona Dona Don
Stop complaining, said the farmer
Who told you a calf to be
Why don’t you have wings to fly with
Like the swallows so proud and free
ke Reff:
Calves are easily bound and slaughtered
Never knowing the reason why
But who ever treasures freedom
Like the swallow has leaned to fly
ke Reff:
Dengan memakai metafora sastera, Joan menegaskan tentang pentingnya orang yang berusaha. Beberapa idealis telah menyuarakan fikiran dan perasaannya—yang kadang penuh kritik sosial—lewat lagu. Sebut saja Bob Dylan, Bob Marley, U2, hingga Iwan Fals.
Nama-nama yang kerap dicap sekular ini sekadar perbandingan saja. Dengan lirik yang universal, kita sebenarnya boleh menjangkau pasaran aliaspendengar yang jauh lebih ramai. Ini hanya boleh berjaya dengan memakai teori “internalisasi-eksternalisasi” Kuntowijoyo saja.
Kata Kuntowijoyo, bagi setiap muslim, nafas dan gerakannya harus mengandung dakwah. Ini kerana seorang muslim harus menginternalisasi nilai-nilai keislaman ke dalam tubuhnya (hati dan akalnya), kemudian dieksternalisasi ke dalam kehidupan seharian: sehingga dirinya inheren dengan nilai-nilai keislaman, dalam setiap kata yang keluar dari mulutnya.

No comments:

Post a Comment